Bądż na bieżąco
iBookstore
Android app on Google Play
Lubię to
A programme by
Sebelum Menjadi Bintang Terkenal
5 August 2012

Ketika bintang kehabisan bahan bakar, maka biasanya para astronom akan mengatakan, “bintang sudah mencapai akhir hidupnya.” Tapi, maksud sebenarnya bukanlah bintang itu lantas tidak ada lagi melainkan bintang sudah mencapai tahap akhir kehidupan “normalnya”.  Untuk astronom, tahap ketika bintang membakar bahan bakar itu merupakan fase “normal” dalam kehidupan bintang.    Lantas jika bukan akhir hidup bintang, apa yang akan terjadi selanjutnya?

Nah, proses berikutnya dalam kehidupan bintang ketika kehabisan bahan bakar ternyata bergantung pada berat si bintang. Untuk bintang yang berat (kalau kata astronom bermassa besar), tahap berikut dalam kehidupan si bintang merupakan tahap paling dramatis: bintang itu meledak!  Para astronom memberi nama ledakan bintang itu sebagai “supernova”.  Dan biasanya ledakan bintang menciptakan obyek yang sangat indah - seperti kupu-kupu cantik yang muncul dari kepompong ulat. Para astronom menamakan obyek ini “sisa supernova”

Lihatlah tekstur dan warna-warna indah pada sisa supernova yang ada di foto. Obyek ini tidak hanya mengagumkan ketika dilihat dari dekat: Bintang tunggal yang meledak sebagai supernova akan melepaskan cahaya sebanyak seluruh galaksi yang memiliki ratusan milyar bintang! Sangat terang!

Tapi, masih sangat sedikit yang diketahui dari bagaimana supernova bisa terjadi. Mempelajari sebuah bintang sebelum ia meledak dan kemudian menjadi terkenal di seluruh alam semesta! - akan memberikan petunjuk penting bagi para astronom mengenai ledakan tersebut.

Saat ini, ada tim astronom yang mengatakan kalau mereka sedang mencari tahu cerita masa lalu supernova. Dan bila penemuan ini berhasil mereka konfirmasi, maka ini akan jadi penemuan pra-supernova yang pertama kali ditemukan!

Fakta menarik

Selama terjadinya ledakan supernova, materi dari bintang akan melesat dengan kecepatan yang luar biasa tinggi - sampai dengan 30000 kilometer per detik! Itu “hanya” 10 kali lebih lambat dari kecepatan cahaya.

Share:

Printer-friendly

PDF File
1,1 MB